Kamis, 16 Maret 2017





BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Dalam kajian Bimbingan dan Konseling kita mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bimbingan dari konselor kepada klien untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh klien. Terlebih lagi mengenai jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang terbagi menjadi beberapa layanan ini memiliki fungsi dan kegiatan yang berbeda-beda.
Salah satu jenis layanan bimbingan konseling adalah layanan konseling perorangan atau individu. Konseling individu merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam konseling individu pemberian bantuandilakukan secara face to face relationship antara konselor dengan individu (konseli). 

2.      Rumusan Masalah
1.      Bagaiamana definisi dari layanan konseling perorangan atau individu ?
2.      Apa tujuan layanan konseling perorangan atau individu ?
3.      Apa fungsi dari layanan konseling perorangan atau individu ?
4.      Apa saja langkah – langkah dalam pengentasan layanan konseling perorangan atau individu ?
5.      Bagaimana tahap atau proses layanan konseling perorangan atau individu ?
6.      Apa indikator keberhasilan dari layanan konseling perorangan atau individu ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Dapat memahami dan mengetahui definisi dari layanan konseling perorangan atau individu.
2.      Mengetahui tujuan layanan konseling perorangan atau individu.
3.      Mengetahui fungsi layanan konseling perorangan atau individu.
4.      Dapat mengetahui langkah – langkah dalam pengentasan layanan konseling perorangan atau individu.
5.      Dapat memahami dan mengetahui Bagaimana tahap atau proses layanan konseling perorangan atau individu.
6.      Mengetahui indikator keberhasilan dari layanan konseling perorangan atau individu.









BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Perorangan
Konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan seeorang dengan seseorang yakni suatu individu yang mengalami suatu masalah yang tidak dapat diatasinya, dan hanya membutukan bantuan seseorang professional yang telah memperoleh pelatihan dan pengalaman untuk membantu klien yang bertujuan untuk memcahkan suatu permasalahan.[1]
Konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita konseli.[2]
Menurut pendapat lain konseling perorangan adalah layanan bimbingan dan konseling yang memuungkinkan peserta didik yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing atau konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.[3] Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.[4]
Adapun jenis materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan atau dikenal dengan individu ada berbagai macam kasus yang pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk mengenai masalah yang dialami siswa atau siswi secara individual atau perorangan dalam berbagai bidang bimbingan seprti bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar atau akademik dan bimbingan karier.
B.     Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Tujuan umum konseling perorangan adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dalam mengoreksi presepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya.[5] Sedangkan tujuan khusus konseling Menurut Gibson, Mitchell dan Basile ada sembilan tujuan dari konseling perorangan, yakni :[6]
v  Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses pertumbuhan dan perkembanganya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif, fisik, dan sebagainya).
v  Tujuan pencegahan yakni konselor membantu klien menghindari hasil-hasil yang tidak diinginkan.
v  Tujuan perbaikan yakni konseli dibantu mengatasi dan menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan.
v  Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan sebagainya.
v  Tujuan penguatan yakni membantu konseli untuk menyadari apa yang dilakukan, difikirkan, dan dirasakn sudah baik
v  Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan keterampilan kognitif.
v  Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat.
v  Tujuan psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, dan mengembangkan konsep diri positif dan sebagainya.
Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi:
v  Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
v  Fungsi Pemhaman
Fungsi pemahan yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa. Pemahan ini mencakup yaitu:
a.       Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
b.      Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk didalamnya lingkungan, keluarga sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
c.       Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan /atau karier, dan informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh siswa,


v  Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinalah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai masalah yang dialami siswa.
v  Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Daalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi bimbingan dan konseling. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan haruslah secara langsung mengacu pada salah satu.
v  Fungsi Penuntasan atau Pengentasan
Funsi penuntasan atau pengentasan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya atau tuntasan dari berbagai permasalahan yang dialami oleh anak atau siswa. Fungsi itu penting bagi anak berkebutuhan khusus dengan berbagai permasalahan yang menyertai hambatan yang di amalinya. Pemahaman yang baik dari konselor atau guru kelas terhadap anak berkebutuhan khusus akan membantu terlaksananya fungsi ini secara optimal.



C.    Langkah – langkah Pengentasan masalah melalui konseling
ü  Pengenalan dan Pemahaman terhadap suatu topik permasalahan.
ü  Analisis yang tepat.
ü  Aplikasi dan pemecahan suatu masalah atau permasalahan.
ü  Evaluasi, baik evaluasi awal, proses, ataupun evaluasi akhir.
ü  Tindak Lanjut.
D.    Tahap – tahap Konseling
Tahapan konseling dikenal dengan sabagai proses konseling, Menurut brammer (1979) proses konseling adalah peristiwa yang telah berlangsung dan memberi makna bagi peserta koseling tersebut (konselor dan klien).[7] Teknik konseling perorangan yang dapat dilakukan melalui proses atau tahap – tahap sebagai berikut:
 l.  Tahap Awal Konseling
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian, atau masalah klien. Adapun proses konseling tahap awal sebagai berikut:
ü  Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien
ü  Memperjelas dan mendefinisikan masalah
ü  Membuat penafsiran dan penjajakan
ü  Menegosiasikan kontrak




ll.      Tahap Pertengahan ( Tahap Kerja )
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap pertengahan atau tahap kerja, Yang memfokuskan pada : (1) penjelajahan masalah klien; (2) bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang msalah klien. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
ü Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.
ü  Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
ü  Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa terjadi jika:
Ø  Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Ø  Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling  yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien.
Ø  Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.






lll. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
ü  Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses  konseling
ü  Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya
ü  Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera)
ü  Mengakhiri hubungan konseling.

E.     Beberapa indikator keberhasilan konseling
Ø  Menurunnya kecemasan klien
Ø  Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis
Ø  Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya
Ø  Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas
Ø  Harus ada perjanjian kapan rencananya akan dilaksanakan sehingga pada pertemuan berikutnya konselor sudah berhasil mengecek hasil rencananya.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan seeorang dengan seseorang yakni suatu individu yang mengalami suatu masalah yang tidak dapat diatasinya, dan hanya membutukan bantuan seseorang professional. Konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita konseli.
Tujuan umum konseling perorangan adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses pertumbuhan dan perkembanganya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif, fisik, dan sebagainya).
Adapun Fungsi dari layanan konseling perorangan salaha sarunya adalah fungsi pencegahan dan pemahaman, dengan berbagai langkah dalam pengentasan masalah konseling, dan disertai dengan berbagai tahap atau proses layanan konseling tersebut seperti tahap awal, tahap pertengahan, yang dikenala dengan tahap kerja, dan tahap akhir atau disebut dengan tahap penindakan.
B.     Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah, khilaf dan lupa


[1] Willis S. Sofyan, Konseling Individual Teori dan Praktek (Bandung,CV Alfabeta, 2007) hal :18
[2] Hellen, Bimbingan Dan Konseling (Jakarta, Quantum Teaching, 2005) hal : 84
[3] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling di Sekolahan (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000), hal : 47
[4] Prayitno, Erman , Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling (Jakarta, Rineka Cipta, 1994) hal : 105
[5] Prayitno, Konseling Perorangan (Padang, Universitas Negeri Padang, 2005) hal : 52
[6] Hibana Rahman S, Bimbingan dan Konseling Pola (Jakarta, Rineka Cipta, 2003) hal : 85
[7] Willis S. Sofyan, Konseling Individual Teori dan Praktek ( Bandung,CV Alfabeta, 2007)  hal : 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar